1.4.11
Copy post - Tatapan Penuh Cinta
Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda ketika saat dia sedang tidur?
Kalau belum, cubalah sekali untuk menatap mereka saat mereka sedang tidur.
Saat itu, yang nampak adalah ekspresi paling suci dan paling jujur dari seseorang.
Seorang artis yang ketika di pentas begitu cantik dan gemerlap pun boleh nampak biasa
dan jauh berbeza jika dia sedang tidur.
Orang paling kejam di dunia pun jika dia sudah tidur, tak akan nampak wajah bengisnya.
Perhatikanlah ayah anda ketika beliau sedang tidur.
Sedarilah, badannya yang dulu tegap dan gagah itu kini semakin tua dan lemah,
betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya,
betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.
Orang inilah yang setiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.
Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.
Sekarang, beralihlah.
Lihatlah ibu anda
kulitnya mulai berkedut dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu
kini kasar kerana tempaan hidup yang sukar.
Orang inilah yang tiap hari mengurus keperluan kita.
Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata kerana
rasa kasih dan sayang,
dan sayangnya, itu sering kita salah ertikan.
Cubalah menatap wajah orang-orang tercinta itu :
Ayah, Ibu, Suami, Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya.
Rasakanlah kuasa cinta yang mengalir perlahan disaat menatap wajah bersih yang
terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat
betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan
anda.
Pengorbanan yang kadang tertutup oleh silap faham yang kecil
Entah kenapa selalu sahaja nampak besar.
Secara ajaibnya, Allah mengatur agar pengorbanan itu
agar boleh dilihat melalui wajah-wajah jujur mereka semasa sedang tidur.
Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan.
Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.
Tanpa kata, tanpa suara dia berkata :
“betapa lelahnya aku hari ini”.
Dan penyebab lelah itu?
Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.
Suami yang bekerja keras mencari nafkah, isteri yang bekerja keras mengurus dan
mendidik anak, juga rumah.
Kakak, adik, anak, dan sahabat yang ada dalam hari-hari suka dan duka bersama kita.
Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap
wajah-wajah mereka.
Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan yang muncul jika mengingati itu semua.
Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka “orang-orang dikasihi itu” tak lagi membuka matanya selamanya.
Artikel asal: Paradigmamukmin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 bengang:
Post a Comment